Monday, February 15, 2010

Fajar Menyinsing: Renungan

Fajar Menyinsing: Renungan

Tampilkan kreasimu, keluarkan idemu

Tuesday, February 2, 2010

Pilihan Kata


"Kamu salah" begitulah kata Irmal(bukan nama sebenarnya) kepada temannya yang seang asyik berdiskusi mengenai perkembangan situasi terkini di TV. Sebenarnya akan lebih baik jika Irmal mengatakan " Mungkin pendapatmu belum sepenuhnya benar" atau ada kalimat lain : "sebaiknya pendapatmu kamu pikirkan lagi" masih banyak contoh kalimat lain yang bias diucapkan sesorang kepada oarang lain apalagi kepada ibu bapak atau Saudara. Tanpa disadari kalimat yang kurang sopan/enak muncul dari bibir tanpa melihat kesesuaikan kepada lawan bicara.

Persoalan yang sering muncul menimbulkan perselihan adalah salah omong. Artinya pilihan kata yang sebelumnya telah diseksi dalam hati ternyata belum juga bisa diterima oleh lawan bicara, karena kemampuan seleksi kata-kata belum mamadai, atau adakalanya dalam suasana terbawa emosi yang tidak terkontrol.

Akhirnya muncullah suatu kalimat yang membuat lawan bicara bisa sakit hati. Dengan kata lain hanya persoalan sepele/kecil bisa menimbulkan perselihan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan perkelahian.

Inilah yang sesungguhnya perlu dihindari. Seleksi kata-kata dalam pembicaraan sehari-hari perlu jelimet dan pertimbangan. Pepatah Minag mengatakan " Mangango dulu sebelum mangencek" atau berfikir dahulu sebelum berkata. TEtapi yang menjadi pokok topik dalam tulisan ini seleksi kata yang sudah dipikirkan, misalnya dari dua alternatif kata yang bisa dipakai untuk suatu kalimat interaksi mana ytang lebioh pas atau sesuai untuk disampaikan kepada lawan bicara yang sedang dihadapi.

Dalam Bahasa Indonesia banyak kita temukan kata sepadan, sinonim kata yang mempunyai arti sama, atau bahkan ada kata kata yang sama tetapi punyai arti yang berbeda setalah dipadukan dengan kata lain. Hal inilah yang kita kenal dengan "Contectial meaning" atau arti menurut konteks dalam pemakaian kata dalam kalimat. (bersambung)

Monday, February 1, 2010

Renungan

Seiring dengan fajar yang mulai merekah, ketika kewajiban shalat shubuh selesai ditunaikan, Rasululloh SAW. tetap duduk di tempat selepas shalat shubuh untuk berdzikir menyebut asma Alloh SWT. sampai terbit matahari. Kemudian beliau mengerjakan shalat dua rakaat.

Jabir bin Samurah RA menceritakan kepada kita: “Biasanya Rasululloh SAW. selalu duduk di tempat shalat seusai menunaikan shalat subuh sampai matahari benar-benar meninggi.” (HR: Muslim)

Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menganjurkan umatnya agar mengamalkan sunnah yang agung tersebut. Beliau menyebutkan pahala dan balasan yang besar bagi orang yang mengamalkannya.

Dari Anas bin Malik RA. berkata : Rasululloh SAW. pernah bersabda, yang artinya: “Barang siapa yang ikut shalat fajar berjamaah di masjid, lalu duduk berdzikir mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR: At-Tirmidzi)

Begitulah Rasulullah SAW. memberikan cantoh dan tauladan bagi ummatnya agar kita memulai hidup dan kehidupan di hari pagi dengan jiwa yang penuh dengan Asma Allah dan dengan kebesaran Allah. Semenatara itu Allah telah menjanjikan pahala yang besar bagi orang sungguh-sungguh beribadah shalat Fajar.

Semoga Allah memberikan kita kesempatan, niat yang tulus dan iman yang kuat untuk beribadah shalat fajar. Amiiin. (Yon)